Konsepsi

Kamis, 21 Juli 2011



Konsepsi disebut juga dengan fertilisasi atau pembuahan. pengertian konsepsi adalah peristiwa bertemunya ael telur (ovum) dan sperma.
Peristiwakonsepsi terjadi di ampula tuba. Pada hari ke 11-14 terjadi ovulasi dari siklus menstruasi normal. Ovulasi adalah peristiwa matangnya sel telur sehingga siap untuk dibuahi.
Pada saat coitus, 3-5 cc semen yang ditumpahkan ke dalam forniks posterior, dengan jumlah spermatozoon sekitar 200-500 juta. Gerakan sperma dari serviks terus melintasi uterus menuju tuba falopi. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi bakal janin (embrio). Gerakan sperma di dalam rongga uterus dan tuba disebabkan oleh kontraksi oto-otot pada organ tersebut.
Spermatozoa yang dapat melintasi zona pellusida dan masuk ke dalam vitellus pada saat fertilisasi hanya satu. Pada keadaan normal, sel tubuh mempunyai 46 buah kromosom, masing-masing ovum dan sperma memiliki 23 kromosom terdiri dari 22 kromosom tubuh (autosom) dan 1 kromosom seks. Kedua inti akan menyatu pada saat fertilisasi, sehingga ovum memiliki 46 kromosom, bersatunya sel sperma dan sel telur membentuk zigote.
         Zigot akan mengalami pembelahan sekitar 30 jam pasca konsepsi. Proses pembelahan menjadi 2 sel disebut blastomer. Blastomer akan berjalan menuju uterus dan terus melakukan pembelahan menjadi 4 sel, kemudian membelah lagi menjadi 8 sel dan ahhirnya zigot menjadi 12-16 blastomer yang menyerupai buah murbai yang disebut morula. Perjalanan zigot hingga memasuki kavum uteri memerlukan waktu sekitar 3 hari.

Spermatogenesis
Sperma diproduksi di spermatogonia (sel epidermis tubulus seminiferus testis. Hormon yang berpengaruh: Hormon Gonadotropin, FSH, LH, Testoteron. Proses pembentukan melalui mitosis untuk menghasilkan spermatosid primer yang selanjutnya melakukan pembelahan meiosis sehingga menghasilkan spermatid yang kemudian berdiferensiasi menjadi sperma.

1.    Mitosis pada sel spermatogonium (2n) menghasilkan spermatogonium (2n) dengan jumlah yang banyak sekali
2.    Selanjutnya sebagian spermatogonium akan mengalami mitosis I dan spermatogonium lainnya membesar menjadi spermatosit primer (2n)
3.    Spermatosit primer kemudian mengalami meiosis tahap 1 menjadi 2 spermatosit sekunder (n) yang selanjutnya mengalami meiosis tahap 2 dan menghasilkan 4 spermatosid sekunder (n).
4.    Spermatosid sekunder selanjutnya mengalami diferensiasi menjadi spermatozoa.

Spermatozoa terdiri dari bagian kepala yang terdiri dari inti sel dan akrosom (bagian pelisis kulit telur), bagian badan yang kaya mitokondria dan bagian ekor yang kaya akan flagel. Selanjutnya spermatozoa menuju ke uretra di bantu oleh cairan (semen) dari vesicula seminalis (kantong sperma), kelenjar prostat, dan kelenjar cowper (bulbo). 3 ml semen mengandung 350-360 juta sperma.



Spermatogenesis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu;
1.    Gonadotropin praduksi hipotalamus, hormon ini merangsang produksi FSH dan LH oleh kelenjar hipofisa.
2.    Folicle Stimulating Hormon (FSH) selanjutnya merangsang sel sertoli untuk memproduksi ABP/Androgen Binding Protein yang akan memicu pembentukan sperma.
3.    Luteinizing Hormon (LH) selanjutnya merangsang produksi testoteron (androgen) oleh Sel Leydig.
4.    Testoteron selanjutnya akan merangsang perkembangan seks primer dan seks sekunder dan juga merangsang spermatogenesis. Jika spermatozoa sudah terbentuk, maka Sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin yang akan menghambat hipofisa memproduksi FSH dan LH.

Oogenesis
Ovum diproduksi di ovarium. Pada embrio terdapat sekitar 600.000 buah sel induk telur (oogonium). Pada usia 5 bulan oogonium akan bermitosis sehingga menghasilkan 7 juta oosit primer dan pada ssat lahir jumlah oosit primer tinggal 2 juta yang bertahan samapai masa pubertas. Oogonium dan oosit ini terdapat di folikel telur yang pertumbuhannya dari folikel primer, sekunder, tersier dipengaruhi oleh FSH. Pada ssat ovulasi, folikel tersier berubah menjadi folikel de graff. Ovum terbentuk setelah oosit primer bermeiosis menjadi ovum.

1.    Pada saat embrio, seorang wanita mempunyai 600.000 oogonium (calon ovum) yang kemudian membelah secara mitosis menjadi 7 juta oogonium pada saat embrio berusia 5 bulan, tetapi menurun menjadi 2 juta oogonium pada saat embrio tersebut neonatus.
2.    Selang 6 bulan berikutnya terjadi meiosis I tahap I yang berhenti pada profase I. Pada usia 7 tahun terjadi lanjutan meiosis I (metafase I, anafase I, dan telofase I) yang menghasilkan 300.000-400.000 oosit primer.
3.    Pada masa pubertas terjadi meiosis I tahap II (profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II), dan bersamaan menjelang ovulasi akan dihasilkan oosit sekunder dan badan polar I, badan polar I kemudian mebelah menjadi 2 badan polar.
4.    Selanjutnya oosit sekunder mengalami meiosis II yang berhenti pada metafase II sebelum ovulasi. Setelah ovulasi dan ada penetrasi sperma, maka meiosis II dilanjutkan yang menghasilkan ootid dan badan polar II.
5.    Ootid kemudian berdiferensiasi menjadi ovum pada saat menjelang pelburan inti sel sperma dan ovum. 3 badan polar menempel di ovum dan berdegenerasi.




PENGARUH HORMON DALAM OOGENESIS
1.    Pada saat pascamenstruasi (dimana pegaruh`progesteron sudah tidak ada) hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin menyebabkan hipofisa menghasilkan FSH dan LH.
2.    FSH menyebabkan folikel berkembang (dari folikel primer  folikel sekunder folikel de graaf).
3.    Folikel de graaf memfasilitasi ovulasi dengan produksi satu ovum. Terjadinya ovulasi juga diransang oleh LH pada hari ke-14 fase estrus.
4.    Di sisi lain folikel de graaf juga menghasilkan estrogen yang menyebabkan penebalan endomentrium dan mempengaruhi hipofisa untuk menghentikan produksi FSH dan LH.
5.    Folikel de graff yang telah mengeluarkan satu ovum (folikel kosong) akan membentuk korpus luteum (badan kuning) yang mampu menghasilkan progesteron.
6.    Progesteron selanjutnya menghambat hipofisa memproduksi FSH dan LH yang menyebabkan ovulasi berikutnya dihambat untuk sementara. Di sisi lain progesteron juga menyebabkan munculnya fase luteal (hari ke-10 pasca ovulasi, endomentrium tebal, lembut, dan kaya akan pembuluh darah).
7.    Jika ovulasi gagal  korpus luteum dan endomentrium berdegenerasi yang menyebabkan pendarahan (menstruasi) pada hari ke-28 setelah ovulasi. Degerasi korpus luteum juga menyebabkan produksi progresteron tidak ada sehingga hipotalamus dapat memproduksi gonadotropin yang akan meransang mengulang siklus ovulasi tahap berikutnya. 

Proses Konsepsi dan Pertumbuhan Janin
Konsepsi menyangkut fertilisasi dan pelekatan embrio pada dinding uterus. Fertilisasi adalah peleburan inti sel sperma dan inti sel telur yang terjadi di saluran telur (oviduk) atau di uterus.
Pada saat fertilisasi kepala sel sperma menembus dinding sel telur sedang ekor tertinggal di luar membentuk zigot (2n) yang terus membelah mitosis menjadi 32 sel (morula). Morula berkembang menjadi blastula. Bagian dalam blastula akan membentuk janin sedang bagian luarnya membentuk trofoblast (bagian dinding untuk menyerab makanan dan akan berkembang menjadi plasenta.
Pada usia hari ke 4-5 setelah ferlitilasi blastula bergerak ke uterus dan melakukan implantasi (pelekatan) di uterus pada hari ke-6. Balastula kemudian berkembang menjadi grastula (punya lapisan ektodermis, mesodermis, dan endodermis). Selanjutnmya gastrula berkembang menjadi embrio setelah melalui peristiwa diferensiasi, spesilisasi, dan organogenesis. Ektodermis akan membentuk susunan saraf, hidung, mata, epidermis, kelenjar kulit. Mesodermis akan membentuk jaringan tulang, otot jantung, pembuluh darah, limfa, ginjal, klenjar kelamin. Endodermis akan membentuk kelenjar gondok, hati, pankreas, kandung kemih, saluran pencernaan, saluran pernapasan.
Manusia merupakan makhluk hidup berumah dua (diaseus) karena satu individu hanya mempunyai satu jenis kelamin. Manusia juga termasuk jenis vivipar yaitu makhluk hidup yang beranak. Laki-laki mempunyai testis yang tersimpan di dalam skrotum. Penyimpanan testis di dalam skrotum dimaksudkan untuk mengoptimumkan suhu spermatogenesis. Hal ini dikarenakan pada suhu yang tinggi akan menganggu spermatogenesis. Di dalam testis terdapat tubulus seminiferus yang terdiri dari jaringan epithelium dan jaringan ikat. Di dalam jaringan epithelium terdapat sel spermatogonium (calon sperma), sel sertoli (pemberi makan spermatozoa), dan sel leydig (menghasilkan testoteron). 




  

PERKEMBANGAN EMBRIO
1.    Terjadinya fertilisasi (inti sperma + inti ovum), zigot, Embrio (32 Sel, Morula)
2.    Morula, Blastula (hari ke-4 pasca fertilisasi, ada 2 lapisan sel: sel luar/trofoblas yang nantinya akan menjadi ari-ari yang berfungsi untuk menyerap makanan,Sel dalam/embrioblas)
3.    Blastula menuju ke uterus untuk melekat (konsepsi) pada hari ke-6.
4.    Konsepsi (nidasi) kuat terjadi pada hari ke- 12 –14 kehamilan. Pada fase ini embrioblas berkembang menjadi 2 lapisan yaitu ektodermis dan endodermis.
5.    Blastula Gastrula pada hari ke-21. Gastrula mempunyai 3 lapisan yaitu ektodermis, mesodermis (ektodermis yang berinvaginasi) dan endodermis.
6.    Embrio 5 minggu mempunyai panjang 1 cm, kuncup tangan, mata, jantung, hati tumbuh.
7.    Embrio 14 minggu mempunyai panjang 6 cm, organ lengkap sudah terbentuk.
8.    Embrio 20 minggu mempunyai panjang 30 cm, organ lengkap semakin tumbuh dengan sempurna.
9.    Embrio 38 minggu mempunyai panjang 45 cm dengan berat 3 Kg. Embrio pada tahap perkembangan dilapisi oleh 4 membran yaitu:
a.    Kandung kuning telur (tidak berkembang)
b.    Amnion (cairan ketuban 800 ml yang melindungi embrio dari tekanan dan benturan)
c.    Alantois (rudimenter)
d.    Korion plasenta (benrtuk cakram dengan diameter 20 cm tebal 2,5 cm)
10. Menjelang kelahiran, kadar estrogen meningkat yang menyebabkan kontraksi uterus meningkat dan produksi prolaktin oleh hipofisa meningkat yang meransang kelenjar susu.

0 komentar: