Asuhan antenatal adalah upaya preventif
program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan
neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
Ada
6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu:
1. Membangun rasa
saling percaya antara klien dan petugas kesehatan
2. Mengupayakan
terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya
3. Memperoleh informasi
dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya
4. Mengidentifikasi dan
menatalaksana kehamilan risiko tinggi
5. Memberikan
pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan
6. Menghindarkan
gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan keselamatan ibu
hamil dan bayi yang dikandungnya.
Jadwal
kunjungan asuhan antenatal
Hingga usia kehamilan 28 minggu, kunjungan klinik
untuk memperoleh asuhan antenatal dilakukan setiap empat minggu. Untuk usia
kehamilan 28-36 minggu, kunjungan untuk asuhan antenal dilakukan setiap dua
minggu. Pada usia kehamilan 36 minggu keatas, kunjungan asuhan antenatal
dilakukan setiap minggu sekali. Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak,
kunjungan antenatal ini diberi kode angka K yang merupakan singkatan dari
kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3 dan K4. Hal ini
berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28
minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak
dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu.
Selama melakukan kunjungan untuk asuhan antenatal,
para ibu hamil akan mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya
memastikan ada tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan adanya
penyulit atau gangguan kesehatan selama kehamilan yang mungkin dapat mengganggu
kualitas dan luaran kehamilan. Identifikasi kehamilan diperoleh melalui
pengenalan perubahan anatomi dan fisiologi kehamilan seperti yang telah
diuraikan sebelumnya. Bila diperlukan, dapat dilakukan uji hormonal kehamilan
dengan menggunakan berbagai metoda yang tersedia.
Pemeriksaan
Rutin dan Penelusuran Penyulit Selama Kehamilan
Dalam
pemeriksaan rutin, dilakukan pula pencatatan data klien dan keluarganya serta
pemeriksaan fisik dan obstetrik seperti dibawah ini:
A.
Identifikasi dan Riwayat Kesehatan
1.
Data Umum Pribadi
•
Nama
•
Usia
•
Alamat
•
Pekerjaan Ibu/Suami
•
Lamanya menikah
•
Kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan
2.
Keluhan Saat ini
•
Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan ibu
•
Lamanya mengalami gangguan tersebut
3.
Riwayat Haid
•
Hari Pertama haid Terakhir (HPHT)
•
Usia Kehamilan dan Taksiran Persalinan (Rumus Naegele: tanggal HPHT ditambah 7
dan bulan dikurangi 3)
4.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
•
Asuhan antenatal, persalinan dan nifas kehamilan sebelumnya
•
Cara persalinan
•
Jumlah dan jenis kelamin anak hidup
•
Berat badan lahir
•
Cara pemberian asupan bagi bayi yang dilahirkan
•
Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir
5.
Riwayat Kehamilan Saat Ini
•
Identifikasi kehamilan
•
Identifikasi penyulit (preeklampsia atau hipertensi dalam kehamilan)
•
Penyakit lain yang diderita
•
Gerakan bayi dalm kandungan
6.
Riwayat Penyakit Pada Keluarga
•
Diabetes Melitus, Hipertensi atau Hamil Kembar
•
Kelainan Bawaan
7.
Riwayat Penyakit Pada Ibu
•
Penyakit yang pernah diderita
•
DM, HDK, Infeksi Saluran Kemih
•
Penyakit Jantung
•
Infeksi Virus Berbahaya
•
Alergi obat atau makanan tertentu
•
Pernah mendapat transfusi darah dan indikasi tindakan tersebut
•
Inkompatibilitas Rhesus
•
Paparan sinar X/Rontgen
8.
Riwayat Penyakit Yang Memerlukan Tindakan Pembedahan
•
Dilatasi dan Kuretase
•
Reparasi Vagina
•
Seksio Sesar
•
Serviks Inkompeten
•
Operasi non-ginekologi
9.
Riwayat Mengikuti Program Keluarga Berencana
10.
Riwayat Imunisasi
11.
Riwayat Menyusui
B.
Pemeriksaan
1.
Keadaan Umum
•
Tanda vital
•
Pemeriksaan jantung dan paru
•
Pemeriksaan payudara
•
Kelainan otot dan rangka serta neurologik
2.
Pemeriksaan Abdomen
•
Inpeksi
•
Bentuk dan ukuran abdomen
•
Parut bekas operasi
•
Tanda-tanda kehamilan
•
Gerakan janin
•
Varises atau pelebaran vena
•
Hernia
•
Edema
•
Palpasi
•
Tinggi fundus
•
Punggung bayi
•
Presentasi
•
Sejauh mana bagian terbawah bayi masuk pintu atas panggul
•
Auskultasi
•
10 minggu dengan doppler
•
20 minggu dengan fetoskop Pinard
C.
Laboratorium
•
Pemeriksaan
•
Analisis urin
•
Analisis tinja
•
Analisis darah
•
Hitung darah
•
Gula darah
•
Antigen Hepatitis B Virus
•
Antibodi Rubella
•
Ultrasonografi
Kunjungan
Berkala Asuhan Antenatal
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kunjungan antenatal
sebaiknya dilakukan secara berkala dan teratur. Hal ini dapat memberikan
peluang yang lebih besar bagi petugas kesehatan untuk mengenali secara dini
berbagai penyulit atau gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu hamil. Beberapa
penyakit atau penyulit tidak segera timbul bersamaan dengan terjadinya
kehamilan (misalnya, hipertensi dalam kehamilan) atau baru akan menampakkan
gejala pada usia kehamilan tertentu (misalnya, perdarahan antepartum yang
disebabkan oleh plasenta previa).
Selain itu, upaya memberdayakan ibu hamil dan keluarganya tentang
proses kehamilan dan masalahnya melalui penyuluhan atau konseling dapat
berjalan efektif apabila tersedia cukup waktu untuk melaksanakan pendidikan
kesehatan yang diperlukan. Dari satu kunjungan ke kunjungan berikutnya
sebaiknya dilakukan pencatatan :
1. Keluhan
yang dirasakan oleh ibu hamil
2. Hasil
pemeriksaan setiap kunjungan
o Umum
·
Tekanan darah
·
Respirasi
·
Nadi
·
Temperatur tubuh
o Abdomen
·
Tinggi
fundus uteri
·
Letak
bayi
·
Presentasi
bayi
·
Denyut
jantung bayi
o Pemeriksaan
tambahan
·
Proteinuria
·
Glukosuria
·
Keton
3.
Menilai
Kesejahteraan Janin
o Untuk menilai
kesejahteraan janin dalam rahim dapat dilakukan berbagai jenis pemeriksaan atau
pengumpulan informasi, baik yang diperoleh dari ibu hamil maupun pemeriksaan
oleh petugas kesehatan. Pemeriksaan yang memerlukan peralatan canggih umumnya
dilakukan dengan peralatan pencatat denyut jantung janin (kardiotokografi) dan
peralatan ultrasonografi yang disebut dengan pemeriksaan profil biofisik janin
(biophysic profile). Berbagai jenis pemeriksaan tersebut adalah:
· Pengukuran
tinggi fundus uteri yang akan disesuaikan dengan usia kehamilan saat
pemeriksaan dilakukan
·
Gerakan
menendang atau tendangan janin (10 gerakan/12 jam)
·
Gerakan
janin
·
Gerakan
janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dikaitkan dengan hipoksia berat atau
janin meninggal dalam rahim
·
Denyut
jantung janin
·
Ultrasonografi
o Bila usia
kehamilan memasuki 37 minggu, selain pemeriksaan diatas, juga dilakukan pula
pemeriksaan tentang:
·
Penilaian
besar janin, letak dan presentasi
·
Penilaian
luas panggul
Edukasi kesehatan bagi ibu hamil
Tidak semua ibu
hamil dan keluarganya mendapat pendidikan dan konseling kesehatan yang memadai
tentang kesehatan reproduksi, terutama tentang kehamilan dan upaya untuk
menjaga agar kehamilan tetap sehat dan berkualitas. Kunjungan antenatal memberi
kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan esensial
bagi ibu hamil dan keluarganya. Beberapa informasi penting tersebut adalah:
Nutrisi
yang adekuat
·
Kalori
Jumlah
kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap harinya adalah 2500 kalori.
Pengetahuan tentang berbagai jenis makanan yang dapat memberikan kecukupan
kalori tersebut sebaiknya dapat dijelaskan secara rinci dan bahasa yang
dimengerti oleh para ibu hamil dan keluarganya. Jumlah kalori yang berlebih
dapat menyebabkan obesitas dan hal ini merupakan faktor predisposisi untuk
terjadinya preeklampsia. Jumlah pertambahan berat badan sebaiknya tidak
melebihi 10-12 kg selama hamil.
·
Protein
Jumlah
protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per hari. Sumber protein
tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-kacangan) atau hewani
(ikan, ayam, keju, susu, telur). Defisiensi protein dapat menyebabkan kelahiran
prematur, anemia dan edema.
·
Kalsium
Kebutuhan
kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium
yang mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan kalsium karbonat.
Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau osteomalasia pada
ibu.
·
Zat
besi
Metabolisme
yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan oksigenasi jaringan yang
diperoleh dari pengikatan dan pengantaran melalui hemoglobin di dalam sel-sel
darah merah. Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan
asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg/hari. Zat besi yang
diberikan dapat berupa ferfous gluconate, ferrous fumarate atau ferrous
sulphate. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia
defisiensi zat besi.
·
Asam
folat
Selain
zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi pematangan sel.
Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram per hari.
Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil.
Perawatan
payudara
Payudara perlu
dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi dengan
baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi dan
membuka duktus dan sinus lateferus sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan
benar karena pengurutan yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada rahim
sehingga terjadi kondisi seperti pada uji kesejahteraan janin menggunakan
uterotonika. Basuhan lembut setiap hari pada areola dan puting susu akan dapat
mengurangi retak dan lecet pada area tersebut. Untuk sekresi yang mengering
pada puting susu, lakukan pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan
alkohol. Karena payudara menegang, sensitif dan menjadi lebih berat maka
sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai (brassiere).
Perawatan
gigi
Paling tidak
dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan, yaitu pada trimester
pertama dan ketiga. Penjadwalan untuk trimester pertama terkait dengan
hiperemesis dan ptyalisme (produksi liur yang berlebihan) sehingga kebersihan
rongga mulut haruis selalu terjaga. Sedangkan pada trimester ketiga, terkait
dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga perlu
diketahui apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil.
Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat
rentan terhadap terjadinya carries dan ginggivitis.
Kebersihan
tubuh dan pakaian
Kebersihan tubuh
harus terjaga selama kehamilan. Perubahan anatomi pada perut, area
genitalia/lipat paha dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi
lebih lembab dan mudah terinvestasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya gunakan
pancuran atau gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan berendam dalam bathtub
dan melakukan vaginal douche. Gunakan pakaian yang longgar, bersih dan nyaman
dan hindarkan sepatu bertongkat tinggi (high heels) dan alas kaki yang keras
(tidak elastis) serta korset penahan perut. Lakukan gerak tubuh ringan,
misalnya berjalan kaki, terutama pada pagi hari. Jangan melakukan pekerjaan
rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik yang dapat menimbulkan
kelelahan yang berlebihan. Beristirahan cukup, minimal 8 jam pada malam hari
dan 2 jam di siang hari. Ibu tidak dianjurkan untuk melakukan kebiasaan untuk
merokok selama hamil karena dapat menimbulkan vasospasme yang berakibat pada
anoksia bayi, berat badan lahir rendah (BBLR), prematuritas, kelainan
kongenital dan solusio plasenta.
0 komentar:
Posting Komentar