Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan
muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari – hari terganggu dan keadaan umum
menjadi buruk. (Arif, 1999)
Hiperemesis gravidarum adalah mual –
muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari dan
bahkan membahayakan hidupnya. (Manuaba, 2001)
Wanita hamil memuntahkan segala apa yang
dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang,
diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis
gravidarum. (Sastrawinata, 2004)
Hiperemesis gravidarum adalah vomitus
yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan
kehilangan berat badan. (Lowdermilk, 2004)
Hiperemesis gravidarum adalah suatu
keadaan (biasanya pada hamil muda) dimana penderita mengalami mual- muntah yang
berlebihan, sedemikian rupa sehingga mengganggu aktivitas dan kesehatan
penderita secara keseluruhan. (Achadiat, 2004)
Hiperemesis gravidarum adalah
bentuk parah dari morning
sickness, dengan "tanpa henti, yang berlebihan yang berhubungan dengan
kehamilan mual dan / atau muntah
yang mencegah asupan makanan dan cairan." Hiperemesis dianggap komplikasi
yang jarang terjadi kehamilan tetapi,
karena mual dan muntah selama kehamilan ada di sebuah
kontinum, sering kali diagnosis tidak
baik antara morning sickness umum dan hiperemesis gravidarum. Perkiraan persentase ibu hamil yang menderita berkisar dari 0,3% menjadi 2,0%.
(www.wikipwdia.com)
Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum
diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh
faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan – perubahan
anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan
vitamin serta zat – zat lain akibat inanisi. Beberapa faktor predisposisi dan
faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut :
1. faktor
predisposisi :
a. Primigravida
b. Overdistensi
rahim : hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa
2. Faktor
organik :
a. Masuknya
vili khorialis dalam sirkulasi maternal
b. Perubahan
metabolik akibat hamil
c. resistensi
yang menurun dari pihak ibu.
d. Alergi
3. faktor
psikologis :
a. Rumah
tangga yang retak
b. Hamil
yang tidak diinginkan
c. takut
terhadap kehamilan dan persalinan
d. takut
terhadap tanggung jawab sebagai ibu
e. Kehilangan
pekerjaan
Patofisiologi
Hiperemesis
gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda bila
terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya
elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
1. Hiperemesis
gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai
untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah
ketosis dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik dan
aseton dalam darah.
2. Kekurangan
cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga
cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah dan
khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang
3. Kekurangan
kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal
menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan
terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan
4. Selain
dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada
selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss) dengan akibat
perdarahan gastro intestinal.
Gejala dan Tanda
Batas
jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis
gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya
ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut
berat ringannya gejala dapat dibagi :
1. Tingkatan
I
a. Muntah
terus menerus sehingga menimbulkan :
·
Dehidrasi :
turgor kulit turun
·
Nafsu makan
berkurang
·
Berat badan
turun
·
Mata cekung dan
lidah kering
b. Epigastrium
nyeri karena asam lambung meningkat
dan terjadi regurgitasi ke esophagus
c. Nadi
meningkat dan tekanan darah turun
d. Frekuensi
nadi sekitar 100 kali/menit
e. Tampak
lemah dan lemas
2. Tingkatan
II
a. Dehidrasi
semakin meningkat akibatnya :
·
Turgor kulit
makin turun
·
Lidah kering dan
kotor
·
Mata tampak
cekung dan sedikit ikteris
b. Kardiovaskuler
·
Frekuensi nadi
semakin cepat > 100 kali/menit
·
Nadi kecil karena
volume darah turun
·
Suhu badan
meningkat
·
Tekanan darah
turun
c. Liver
·
Fungsi
hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus
d. Ginjal
Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan :
Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan :
·
Oliguria
·
Anuria
·
Terdapat
timbunan benda keton aseton
·
Aseton dapat
tercium dalam hawa pernafasan
·
Kadang – kadang
muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya mukosa lambung pada
sindrom mallory weiss.
3. Tingkatan
III
a. Keadaan
umum lebih parah
b. Muntah
berhenti
c. Sindrom
mallory weiss
d. Keadaan
kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma
e. Terdapat
ensefalopati werniche :
·
Nistagmus
·
Diplopia
·
Gangguan
mental
f. Kardiovaskuler
·
Nadi kecil,
tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat
g. Gastrointestinal
·
Ikterus semakin
berat
·
Terdapat
timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam
h. Ginjal
·
Oliguria
semakin parah dan menjadi anuria
Diagnosis
Diagnosis
hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan
muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun
demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis,
hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala
muntah. Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan
makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu
segera diberikan.
Komplikasi
·
Bagi wanita hamil
Jika tidak diobati, HG dapat menyebabkan gagal
ginjal, mielinolisis pontine pusat, koagulopati,
atrofi, Mallory-Weiss sindrom, hipoglikemia, sakit
kuning, kekurangan gizi, ensefalopati Wernicke,
pneumomediastinum, rhabdomyolysis,
deconditioning, avulsion limpa, dan vasospasms arteri
serebral. Depresi merupakan komplikasi sekunder umum HG. Pada
kesempatan langka seorang wanita dapat meninggal karena hiperemesis; Charlotte Bronte adalah
korban diduga penyakit ini.
·
Bagi janin
Bayi dari wanita dengan hiperemesis berat yang mendapatkan kurang
dari 7 kg (15,4 lb) selama kehamilan cenderung
berat lahir rendah, kecil untuk usia kehamilan, dan lahir
sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Sebaliknya, bayi dari wanita dengan hiperemesis yang memiliki keuntungan kehamilan berat lebih
dari 7 kg muncul mirip sebagai bayi dari kehamilan
tanpa komplikasi. Tidak ada jangka
panjang tindak lanjut penelitian telah
dilakukan pada anak dari ibu hiperemesis.
Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati
emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum dengan cara :
1. Memberikan
penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik
2. Memberikan
keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
3. Menganjurkan
mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering
4. Menganjurkan
pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, erlebih dahulu
makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat.
5. makanan
yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan
6. Makanan
seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin
7. Defekasi
teratur
8. Menghindari
kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang banyak
mengandung gula.
0 komentar:
Posting Komentar