Apa sih abortus itu?
Abortus adalah
berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar (FK UNPAD, Obstetri
Patologi, Bandung: bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD).
Abortus adalah
pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 28 minggu atau berat
janin kurang dari 1.000 gram. ( Junaidi,Purnawan 1982 Kapita Selekta Kedokteran Edisi
ketiga, jilid I, h1m:260 FKUI Jakarta: Media. Aesculapius).
Abortus adalah
ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat
janin kurang dari 500 gram (Mansjoer,Arif,dkk.
2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi
ketiga, jilid I, hlm: 260 FKUI Jakarta: Media Aesculapius)
Biasanya
kita menyebutnya keguguran.
Abortus
yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan.
Sedangkan
abotus yang terjadi dengan sengaja disebut abortus provokantus. Abortus ini dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu abortus provokantus medesinalis dan abortus provokantus
kriminalis.
Dikatakan
abortus provokantus medesinalis bila didasarkan pada pertimbangan dokter untuk
menyelamatkan ibu. Di sini pertimbangan dilakukan oleh minimal 3 orang dokter
spesialis, yaitu spesialis obgyn, spesialis penyakit dalam, dan spesialis jiwa.
Sedangkan
dikatakan abortus provokantus kriminalis bila dilakukan bukan atas indikasi medis,
melainkan ada hal lain yang menyebabkan kandungan tidak ingin dipertahankan.
Biasanya kita menyebutnya dengan aborsi. Abortus ini dilakukan tidak legal.
Abortus
yang terjadi berulang tiga kali secara berturut-turut disebut abortus
habitualis. Data dari beberapa studi menunjukkan bahwa setelah 1 kali abortus
spontan maka pasangan berisiko untuk abortus lagi.
Apa etiologi abortus?
Etiologi
abortus sangat bervariasi, diantaranya : Faktor genetik, kelainan genitalia
uterus, gangguan sirkulasi plasenta, penyakit bawaan ibu, kelainan pertumbuhan
hasil konsepsi, ibu yang anemia, perangsangan yang menyebabkan uterus berkontraksi,
dll.
Pemeriksaan diagnostik
Terlambat
haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
Pada
pemeriksaan fisik keadaan umum ibu tampak lemah, kesadaran menurun, tekanan
darah normal atau menurun denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu tubuh
normal atau meningkat.
TFU
sesuai usia kehamilan atau tidak sesuai kehamilan atau tidak teraba di atas
sympisis.
Pendarahan
pervaginam, mungkin disertai hasil konsepsi.
Rasa mulas atau
keram perut didaerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang
akibat kontraksi uterus.
Pemeriksaan hasil tes hamil dapat masih positif atau
sudah negative.
Jenis-jenis abortus
- · Abortus imminens
Abortus tingkat
permulaan dan merupakan ancaman terjadinya abortus, ditandai perdarahan
pervaginam bercak hingga sedang, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi
masih dalam keadan baik dan masih bisa dipertahankan.
Pembesaran uterus
sesuai dengan usia kehamilan dan tes kehamilan masih positif.
Tidak perlu
pengobatan khusus, ibu dianjurkan untuk tirah baring total sampai perdarahan
berhenti.
Jangan melakukan
aktivitas fisik berlebihan atau berhubungan seksual, karena hal ini dapat
merangsang uterus untuk berkontraksi.
Bila perdarahan berhenti,
lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian bila perdarahan
terjadi lagi.
Bila perdarahan
terus berlangsung, nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG). Kaji ulang
kemungkinan adanya penyebab lain .
Tidak perlu terapi
hormonal (esterogen atau progestin) atau tokolitik (sabutamol atau indometasin)
Karen obat-obatan ini tidak dapat mencegah abortus.
- · Abortus Insipiens
Abortus yang
sedang mengancam yang ditandai dengan servik telah mendatar dan ostium uteri
telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam
proses pengeluaran. Perdarahan sedang hingga banyak.
Pembesaran uterus
sesuai dengan usia kehamilan dan tes kehamilan masih positif.
Pada pemeriksaan
USG akan didapati pembesaran uterus sesuai usia kehamilan, gerak janin dan
detak jantung janin masih jelas walau mungkin sudah mulai tidak normal,
terlihat penipisan dan pembukaan serviks.
Penanganan kasus
ini harus memperhatikan keadaan umum dan perubahan keadaan hemodinamik yang
terjadi dan segera lakukan tindakan evakuasi/pengeluaran hasil konsepsi disusul
dengan kuretase bila perdarahan banyak.
Bila usia
kehamilan lebih dari 16 minggu, tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi,
kemudian evakuasi sisa-sisa hasil konsepsi.
Bila perlu,
berikan infuse garam fisiologik atau ringer laktat yang di drip 20 unit
oksitosin dalam 500 mL I.V. dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu
ekspulsi.
Pastikan memantau
kondisi ibu setelah tindakan dilakukan.
Pasca tindakan
perlu perbaikan keadaan umum, pemberian uterotonika, dan antibiotika
profilaksis.
- · Abortus Inkomplit
Sebagian hasil
konseps telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal. Perdarahan
sedang hingga banyak.
Pada pemeriksaan
dalam servik masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol
pada ostium uteri eksternum.
Dalam kasus ini
ibu dapat jatuh dalam keadaan anemia atau syok hemoragik sebelum sisa jaringan
konsepsi dikeluarkan.
Penanganan harus
diawali dengan memperhatikan keadaan umum dan mengatasi gannguan hemodinamik
yang terjdi kemudian disiapkan tindakn kuretase.
Pemeriksaan USG
hanya dilakukan bila ragu dengan diagnosis secara klinis. Besar uterus sudah
lebih kecil dari usia kehamilan. Di kavum uteri tampak masa yang bentuknya
tidak beraturan.
Bila terjadi
perdarahan hebat, dianjurkan untuk melakukan pengeluaran sisa hasil konsepsi
secara manual agar jaringan yang mengganjal segera dikeluarjan, sehingga
kontraksi uterus dapat berangsung baik dan perdarahan bisa berhenti.
Pasca tindakan
perlu diberikan uterotonika parenteral ataupun peroral untuk menjaga kontraksi
tetap baik dan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi.
- · Abortus Komplit
Seluruh hasil
konsepsi telah keluar dari kavum uteri. Ostium uteri mulai menutup. Uterus
sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit.
Besar uterus tidak
sesuai dengan usia kehamilan.
Pemeriksaan USG
tidak perlu dilakukan bila pemeriksaan klinis sudah memadai.
Pada pemeriksaan
urin biasanya masih positif sampai 7-10 hari pasca abortus.
Observasi keadaan
umum ibu dan TTV untuk mencegah terjadi perdarahan kembali.
Apabila terdapat
anemia sedang, berikan tablet sulfat ferosus 600mg/hari selama 2 minggu. Bila
anemia berat berikan transfusi darah.
Berikan konseling
asuhan pasca abortus dan pemantauai lanjut sebelum ibu diperbolehkan pulang.
0 komentar:
Posting Komentar