ABORTUS

Kamis, 07 Februari 2013


Apa sih abortus itu?
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar (FK UNPAD, Obstetri Patologi, Bandung: bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD).

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 28 minggu atau berat janin kurang dari 1.000 gram. ( Junaidi,Purnawan 1982 Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, h1m:260 FKUI Jakarta: Media. Aesculapius).

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Mansjoer,Arif,dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, hlm: 260 FKUI Jakarta: Media Aesculapius)


Biasanya kita menyebutnya keguguran.

Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan.

Sedangkan abotus yang terjadi dengan sengaja disebut abortus provokantus. Abortus ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu abortus provokantus medesinalis dan abortus provokantus kriminalis.

Dikatakan abortus provokantus medesinalis bila didasarkan pada pertimbangan dokter untuk menyelamatkan ibu. Di sini pertimbangan dilakukan oleh minimal 3 orang dokter spesialis, yaitu spesialis obgyn, spesialis penyakit dalam, dan spesialis jiwa. 

Sedangkan dikatakan abortus provokantus kriminalis bila dilakukan bukan atas indikasi medis, melainkan ada hal lain yang menyebabkan kandungan tidak ingin dipertahankan. Biasanya kita menyebutnya dengan aborsi. Abortus ini dilakukan tidak legal.

Abortus yang terjadi berulang tiga kali secara berturut-turut disebut abortus habitualis. Data dari beberapa studi menunjukkan bahwa setelah 1 kali abortus spontan maka pasangan berisiko untuk abortus lagi.

Apa etiologi abortus?

Etiologi abortus sangat bervariasi, diantaranya : Faktor genetik, kelainan genitalia uterus, gangguan sirkulasi plasenta, penyakit bawaan ibu, kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, ibu yang anemia, perangsangan yang menyebabkan uterus berkontraksi, dll.


Pemeriksaan diagnostik

Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.

Pada pemeriksaan fisik keadaan umum ibu tampak lemah, kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu tubuh normal atau meningkat.

TFU sesuai usia kehamilan atau tidak sesuai kehamilan atau tidak teraba di atas sympisis.
Pendarahan pervaginam, mungkin disertai hasil konsepsi.

Rasa mulas atau keram perut didaerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.

Pemeriksaan hasil tes hamil dapat masih positif atau sudah negative.


Jenis-jenis abortus
  • ·        Abortus imminens
Abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadinya abortus, ditandai perdarahan pervaginam bercak hingga sedang, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih dalam keadan baik dan masih bisa dipertahankan.

Pembesaran uterus sesuai dengan usia kehamilan dan tes kehamilan masih positif.
Tidak perlu pengobatan khusus, ibu dianjurkan untuk tirah baring total sampai perdarahan berhenti. 

Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau berhubungan seksual, karena hal ini dapat merangsang uterus untuk berkontraksi.

Bila perdarahan berhenti, lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian bila perdarahan terjadi lagi.

Bila perdarahan terus berlangsung, nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG). Kaji ulang kemungkinan adanya penyebab lain .

Tidak perlu terapi hormonal (esterogen atau progestin) atau tokolitik (sabutamol atau indometasin) Karen obat-obatan ini tidak dapat mencegah abortus.

  • ·        Abortus Insipiens
Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan servik telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses pengeluaran. Perdarahan sedang hingga banyak.

Pembesaran uterus sesuai dengan usia kehamilan dan tes kehamilan masih positif. 

Pada pemeriksaan USG akan didapati pembesaran uterus sesuai usia kehamilan, gerak janin dan detak jantung janin masih jelas walau mungkin sudah mulai tidak normal, terlihat penipisan dan pembukaan serviks.

Penanganan kasus ini harus memperhatikan keadaan umum dan perubahan keadaan hemodinamik yang terjadi dan segera lakukan tindakan evakuasi/pengeluaran hasil konsepsi disusul dengan kuretase bila perdarahan banyak. 

Bila usia kehamilan lebih dari 16 minggu, tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi, kemudian evakuasi sisa-sisa hasil konsepsi.

Bila perlu, berikan infuse garam fisiologik atau ringer laktat yang di drip 20 unit oksitosin dalam 500 mL I.V. dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu ekspulsi.

Pastikan memantau kondisi ibu setelah tindakan dilakukan.

Pasca tindakan perlu perbaikan keadaan umum, pemberian uterotonika, dan antibiotika profilaksis.

  • ·        Abortus Inkomplit
Sebagian hasil konseps telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal. Perdarahan sedang hingga banyak. 

Pada pemeriksaan dalam servik masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum. 

Dalam kasus ini ibu dapat jatuh dalam keadaan anemia atau syok hemoragik sebelum sisa jaringan konsepsi dikeluarkan. 

Penanganan harus diawali dengan memperhatikan keadaan umum dan mengatasi gannguan hemodinamik yang terjdi kemudian disiapkan tindakn kuretase.

Pemeriksaan USG hanya dilakukan bila ragu dengan diagnosis secara klinis. Besar uterus sudah lebih kecil dari usia kehamilan. Di kavum uteri tampak masa yang bentuknya tidak beraturan.

Bila terjadi perdarahan hebat, dianjurkan untuk melakukan pengeluaran sisa hasil konsepsi secara manual agar jaringan yang mengganjal segera dikeluarjan, sehingga kontraksi uterus dapat berangsung baik dan perdarahan bisa berhenti. 

Pasca tindakan perlu diberikan uterotonika parenteral ataupun peroral untuk menjaga kontraksi tetap baik dan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi.

  • ·        Abortus Komplit
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri. Ostium uteri mulai menutup. Uterus sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit. 

Besar uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.

Pemeriksaan USG tidak perlu dilakukan bila pemeriksaan klinis sudah memadai.

Pada pemeriksaan urin biasanya masih positif sampai 7-10 hari pasca abortus. 

Observasi keadaan umum ibu dan TTV untuk mencegah terjadi perdarahan kembali.

Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfat ferosus 600mg/hari selama 2 minggu. Bila anemia berat berikan transfusi darah.

Berikan konseling asuhan pasca abortus dan pemantauai lanjut sebelum ibu diperbolehkan pulang.

0 komentar: