Anemia dalam bahasa Yunani: Tanpa darah
adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah
atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal.
Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut
oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang
diperlukan tubuh.
Anemia adalah kekurangan hemoglobin (Hb). Hb adalah protein dalam sel darah
merah, yang mengantar oksigen dari paru ke bagian tubuh yang lain.
Anemia menyebabkan kelelahan, sesak napas dan pusing. Orang dengan anemia
merasa badannya kurang enak dibandingkan orang dengan tingkat Hb yang wajar.
Mereka merasa lebih sulit untuk bekerja
Anemia didefinisikan oleh tingkat Hb. Sebagian sepakat bahwa tingkat Hb
di bawah 6,5 menunjukkan anemia yang gawat.
Tingkat Hb yang wajar adalah sedikitnya 12 untuk perempuan dan 14 untuk
laki-laki.
Secara keseluruhan, perempuan mempunyai tingkat Hb yang lebih rendah
dibandingkan laki-laki. Begitu juga dengan orang yang sangat tua atau sangat
muda.
Apa Penyebab Anemia?
Penyebab umum dari anemia:
1.
Perdarahan
hebat
2.
Akut
(mendadak)
3.
Kecelakaan
4.
Pembedahan
5.
Persalinan
6.
Pecah
pembuluh darah
7.
Kronik
(menahun)
8.
Perdarahan
hidung
9.
Wasir (hemoroid)
10.
Ulkus peptikum
11. Kanker atau polip di saluran pencernaan
12. Tumor ginjal atau kandung kemih
13. Perdarahan
menstruasi yang sangat banyak
Berkurangnya pembentukan sel darah merah
dikarenakan :
1.
Kekurangan
zat besi
2.
Kekurangan
vitamin B12
3.
Kekurangan
asam folat
4.
Kekurangan
vitamin C
5.
Penyakit
kronik
Anemia dapat terjadi bila tubuh kita tidak membuat sel darah merah
secukupnya. Anemia juga disebabkan kehilangan atau kerusakan pada sel tersebut.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anemia:
1. Kekurangan zat besi, vitamin B12 atau asam folat.
2. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan jenis anemia yang
disebut megaloblastik, dengan sel darah merah yang besar dengan warna muda.
3. Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal
4. Kehilangan darah akibat pendarahan dalam atau siklus haid
perempuan
5. Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik)
6. Infeksi HIV dapat menyebabkan anemia.
Bagaimana Anemia
Diobati?
Mengobati anemia tergantung pada penyebabnya
1. Pertama, mengobati
pendarahan kronis. Ini mungkin pendarahan dalam, wasir, atau bahkan
sering mimisan
2. Berikut, memperbaiki
kelangkaan zat besi, vitamin B12 atau asam folat, jika ada
3. Berhenti memakai, atau mengurangi
dosis obat-obatan yang menyebabkan anemia
Bila pendekatan ini mungkin tidak berhasil
Dua pengobatan lain adalah transfusi darah dan
suntikan EPO.
Transfusi darah dahulu
satu-satunya pengobatan untuk anemia parah. Namun, transfusi darah dapat menyebabkan
infeksi dan menekan sistem kekebalan tubuh. Transfusi darah tampaknya
mengakibatkan kelanjutan penyakit HIV yang lebih cepat dan meningkatkan risiko
kematian pada Odha.
EPO (eritropoietin)
merangsang pembuatan sel darah merah. Pada 1985, ilmuwan berhasil membuat EPO
sintetis (buatan manusia). EPO ini disuntik di bawah kulit, biasanya sekali
seminggu
Bentuk-bentuk Anemia
1. Anemia defresiasi besi (62,3%)
Anemia jenis ini biasanya berbentuk normositik dan hipokromik serta banyak
dijumpai. Penyebabnya sebagai penyebab anemia umumya.
Pengobatan :
Keperluan zat besi untuk wanita hamil, non-hamil dan dalam laktasi yang
dianjurkan adalah :
•
FNB
Amerika Serikat (1958) : 12 mg-15mg-15mg
•
LIPI
Indonesia (1968) : 12mg-17mg-17mg
Kemasan zat besi dapat diberikan peroral atau parenteral
•
Peroral
: sulfas ferasus ata glukonas ferosus denan dosis 3-5x0,20 mg
•
Parenteral
: diberikan bila ibu hamil tidak tahan pemberian peroral atau absorbsi di
saluran pencernaan kurang baik, kemasan diberikan secara intramuskuler atau intravera.
Hasil lebih cepat dari pada peroral
2. Anemia Megaloblastik
Biasanya berbentuk makrositik
atau pernisiosa penyebab:
1. Kekurangan asam folik
2. Kekurangan Vit B12
3. Malnutrisi dan infeksi yang kronit
Pengobatan
1. Asam Folik 15 – 30 mg per hari
2. Vit B12 3x1 tablet per hari
3. Sulfas Ferosus 3x1 tablet per hari
Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban maka dapat
diberikan tanfusi darah
3. Anemia hipoplasti (8,0%)/ Aplastik
Nama lainnya a.l anemia hipoplastik, anemia refrakter, hipositemia
progresif, anemia aregeneratif, aleukia hemoragika, panmieloftisis dan anemia
paralitik toksik).
Disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang belakang, membentuk sel-sel darah
merah baru. Untuk diagnosis diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan :
1. Darah tepi lengkap
2. Pemeriksaan fungsi sternal
3. Pemeriksaan retikulosh
Penyebab belum diketahui pasti, kecuali yang disebabkan oleh infeksi berat
(sepsis), keracunan, dan sinar rontgen atau sinar radiasi
Beraneka ragam penyebabnya
1. Faktor genetik {anemia Fanconi, diskeratosis bawaan,
anemia aplastik bawaan, dan sindrom aplastik parsial (sindrom Blackfand-Diamond
,trombositopenia bawaan, agranulositosis bawaan)}
2. Obat-obatan (terjadi atas dasar hipersensitivitas atau
dosis obat berlebihan )
3. Infeksi penyebab anemia Aplastik sementara (al.
mononukleosis infeksiosa, tuberkulosis, influenza, bruselosis, dengue)
4. Permanen (infeksi virus hepatitis non A, non B ) Iradiasi
5. Kelainan imunologik (pada transplantasi sumsum tulang)
Anemia aplastik pada keadaan /penyakit lain al: Leukemia akut, hemoglobinuria nokturnal paroksimal,kehamilan.
Anemia aplastik pada keadaan /penyakit lain al: Leukemia akut, hemoglobinuria nokturnal paroksimal,kehamilan.
6. Kelompok idiopatik
4. Anemia Hemolitik ( sel sickle )(0,7%)
Disebabkan penghancuran / pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari
pembuatannya.
Ini dapat disebabkan oleh :
1. Faktor intrakorpuskoler : dijumpai pada anemia hemolitik,
heriditer, talasemia, anemia sel sitkle (sabit), hemoglobinopati C,D,G,H,I dan
paraksimal noktural hemoglobinuria.
2. Faktor ekstrakorpuskoler : disebabkan malaria, sepsis,
keracunan zat logam dan dapat beserta obat-obatan : leukimia, penyakit
hodgkin,dll.
Gejala utama :
1. Anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah
2. Kelelahan dan kelemahan
3. Gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital
Pengobatan
Bergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya, bila disebabkan
oleh infeksinya diberantas dan diberikan obat-obatan penambah darah. Namun pada
beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Maka transfusi darah
yang berulang dapat membantu penderita
B. Pengaruh Anemia pada Kehamilan
1. Pengaruh anemia terhadap kehamilan
a. Bahaya selama kehamilan
1. Dapat terjadi abortus
2. Persalinan prematuritas
3. Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
4. Mudah terjadi infeksi
5. Ancaman dekoinpensasi kordis (Hb < 6 gr%)
6. Mola Hidatidosa
7. Pendarahan antepartum
8. Ketuban pecah dini ( KPO )
b. Bahaya saat persalinan
1. Gangguan his – kekuatan mengejan
2. Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi portus
terlantai
3. Kala kedua berlangsung lama sehingga dapat melelehkan dan
sering memerlukan tindakan operasi kebidanan.
4. Kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan pendarahan
postpartum karena atonia uteri
5. Kala keempat dapat terjadi pendarahan post partum
sekunder dan atonia uteri
c. Pada Kala nifas
1. Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan pendarahan post
partum
2. Memudahkan infeksi puerpertum
3. Pengeluaran ASI berkurang
4. Terjadinya dekompensasi kordis mendadak setelah
persalinan
5. Anemia kala nifas
6. Mudah terjadi infeksi mainmae
2. Bahaya terhadap janin
Akibat anemia dapat terjadi gangguan dalam bentuk :
1. Abortus
2. Terjadi kematian intro uterin
3. Persalinan prematuritas tinggi
4. Berat badan lahir rendah
5. Dapat terjadi cacat bawaan
6. Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinantal
7. Intelegensi lemah
0 komentar:
Posting Komentar